Kamis, 25 Juni 2015

BERKAH DI BULAN PUASA


Disebuah desa yang tidak jauh dari kota. Tinggallah seorang janda dan anaknya. Janda itu bernama Aminah dan anaknya yang duduk dikelas 2 SMP  bernama Aisyah. Mereka berdua tinggal dirumah yang sangat sederhana. Ibu Aminah yang kesehariannya menjual pecel didesanya itu, sudah lama ditinggal suaminya sejak 5 tahun yang lalu. Penyakit jantung yang diderita Pak Hasyim membuat Aisyah dan Ibu Aminah harus merelakan kepergiannya. Ibu Aminah adalah orang yang sangat rajin bekerja. Selain itu, ia juga rajin beribadah dan memiliki sifat sosial yang besar.

Pada suatu ketika, ibu Aminah dan Aisyah pergi ke masjid untuk tarawih bersama. Sesampainya di masjid, Ibu Aminah bertemu dengan ibu Badriah (ketua yayasan perempuan di desanya). Ibu Badriah menawarkan kepada ibu Aminah untuk bekerja menjahit di Rumah Sulam milik ibu Badriah selama bulan puasa ini. Karena tidak mungkin juga pada bulan puasa ibu Aminah brjualan pecel. Lalu ibu Aminah menyetujui tawaran tersebut. Selama bekerja menjahit dirumah ibu Badriah, Ibu Aminh sangat rajin dan tekun. Ia tidak pernah memandang pekerjaan dari berapa banyak gajinya tapi dari halal atau tidak nya. Selama bekerja, ibu Aminah rajin menabung. Karena sebelum almarhum suaminya meninggal, ia berkeinginan untuk pergi haji bersama. Kini suaminya sudah meninggal, namun semangat ibu Aminah untuk mewujudkan impiannya itu tidak pernah putus.
Suatu ketika,menjelang magrib. Ibu Aminah pulang dari tempat kerjanya. Sewaktu dijalan, ia melihat seorang anak kecil yang menyeberang jalan sendiri. Tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dan menabrak anak tersebut. Saat itu tak ada seorang pun yang menolongnya. Tanpa fikir panjang ibu Aminah segera menolong anak kecil itu dan dibawanya ke rumah sakit. Saat itu karena anak tersebut kehilangan banyak darah, maka dokter segera meminta bantuan pendonoran darah O sebab stok darah O di Rumah Sakit sudah habis. Dan beruntungnya, ibu Aminah memiliki golongan darah yang sama. Ia segera mendonorkan darahnya untuk anak tersebut.
Sesaat kemudian orang tua anak itu datang dengan rasa khawatir. Menurut penjelasan dokter, anak tersebut keadaanya sudah membaik.”kalau saja anak ibu tidak segera dibawa ke rumah sakit dan mendapat donor darah, mungkin keadaannya semakin kritis.” (ujar dokter kepada orang tua anak itu). Sebagai ucapan terima kasih, orang tua anak itu memberikan hadiah untuk ibu Aminah. Namun ibu Aminah menolak. Karena ia melakukannya dengan ikhlas. Dengan penjelasan dan dibujuk, akhirnya ibu Aminah menerima penghargaan tersebut atas dasar mempererat tali persaudaraan mereka. Dan hadiah itu adalah ibu Aminah bersama kedua orang tua anak itu akan sama-sama pergi haji mengunjungi rumah Allah SWT.
Ibu Aminah sangat bersyukur hingga ia meneteskan air mata bahagianya. Sungguh keagungan Allah Yang Maha Besar, seorang yang hanya hidup sederhana sebagai penjual pecel, kini dapat pergi kerumah Allah. Kota Mekkah yang menjadi impian ibu Aminah selama ini. Sungguh, bila kita menanam yang baik maka akan memanen yang baik pula.

JTAMATJ
“ketika kita yakin dengan mimpi kita maka wujudkanlah mimpi itu jadi nyata”

_nada_

0 komentar:

Posting Komentar