Disebuah desa yang tidak jauh dari kota. Tinggallah seorang
janda dan anaknya. Janda itu bernama Aminah dan anaknya yang duduk dikelas 2
SMP bernama Aisyah. Mereka berdua
tinggal dirumah yang sangat sederhana. Ibu Aminah yang kesehariannya menjual
pecel didesanya itu, sudah lama ditinggal suaminya sejak 5 tahun yang lalu.
Penyakit jantung yang diderita Pak Hasyim membuat Aisyah dan Ibu Aminah harus
merelakan kepergiannya. Ibu Aminah adalah orang yang sangat rajin bekerja.
Selain itu, ia juga rajin beribadah dan memiliki sifat sosial yang besar.
Pada suatu ketika, ibu Aminah dan Aisyah pergi ke masjid untuk
tarawih bersama. Sesampainya di masjid, Ibu Aminah bertemu dengan ibu Badriah
(ketua yayasan perempuan di desanya). Ibu Badriah menawarkan kepada ibu Aminah
untuk bekerja menjahit di Rumah Sulam milik ibu Badriah selama bulan puasa ini.
Karena tidak mungkin juga pada bulan puasa ibu Aminah brjualan pecel. Lalu ibu Aminah
menyetujui tawaran tersebut. Selama bekerja menjahit dirumah ibu Badriah, Ibu
Aminh sangat rajin dan tekun. Ia tidak pernah memandang pekerjaan dari berapa
banyak gajinya tapi dari halal atau tidak nya. Selama bekerja, ibu Aminah rajin
menabung. Karena sebelum almarhum suaminya meninggal, ia berkeinginan untuk
pergi haji bersama. Kini suaminya sudah meninggal, namun semangat ibu Aminah
untuk mewujudkan impiannya itu tidak pernah putus.
Suatu ketika,menjelang magrib. Ibu Aminah pulang dari tempat kerjanya. Sewaktu dijalan, ia melihat seorang anak kecil yang menyeberang jalan sendiri. Tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dan menabrak anak tersebut. Saat itu tak ada seorang pun yang menolongnya. Tanpa fikir panjang ibu Aminah segera menolong anak kecil itu dan dibawanya ke rumah sakit. Saat itu karena anak tersebut kehilangan banyak darah, maka dokter segera meminta bantuan pendonoran darah O sebab stok darah O di Rumah Sakit sudah habis. Dan beruntungnya, ibu Aminah memiliki golongan darah yang sama. Ia segera mendonorkan darahnya untuk anak tersebut.
Suatu ketika,menjelang magrib. Ibu Aminah pulang dari tempat kerjanya. Sewaktu dijalan, ia melihat seorang anak kecil yang menyeberang jalan sendiri. Tiba-tiba ada mobil yang melaju kencang dan menabrak anak tersebut. Saat itu tak ada seorang pun yang menolongnya. Tanpa fikir panjang ibu Aminah segera menolong anak kecil itu dan dibawanya ke rumah sakit. Saat itu karena anak tersebut kehilangan banyak darah, maka dokter segera meminta bantuan pendonoran darah O sebab stok darah O di Rumah Sakit sudah habis. Dan beruntungnya, ibu Aminah memiliki golongan darah yang sama. Ia segera mendonorkan darahnya untuk anak tersebut.
Sesaat kemudian orang tua anak itu datang dengan rasa khawatir.
Menurut penjelasan dokter, anak tersebut keadaanya sudah membaik.”kalau saja
anak ibu tidak segera dibawa ke rumah sakit dan mendapat donor darah, mungkin
keadaannya semakin kritis.” (ujar dokter kepada orang tua anak itu). Sebagai
ucapan terima kasih, orang tua anak itu memberikan hadiah untuk ibu Aminah.
Namun ibu Aminah menolak. Karena ia melakukannya dengan ikhlas. Dengan
penjelasan dan dibujuk, akhirnya ibu Aminah menerima penghargaan tersebut atas
dasar mempererat tali persaudaraan mereka. Dan hadiah itu adalah ibu Aminah
bersama kedua orang tua anak itu akan sama-sama pergi haji mengunjungi rumah
Allah SWT.
Ibu Aminah sangat bersyukur hingga ia meneteskan air mata
bahagianya. Sungguh keagungan Allah Yang Maha Besar, seorang yang hanya hidup
sederhana sebagai penjual pecel, kini dapat pergi kerumah Allah. Kota Mekkah
yang menjadi impian ibu Aminah selama ini. Sungguh, bila kita menanam yang baik
maka akan memanen yang baik pula.
JTAMATJ
“ketika kita yakin dengan mimpi kita maka wujudkanlah mimpi itu
jadi nyata”
_nada_
0 komentar:
Posting Komentar