“RANI !!!
Bukan Anak Bakwan”
Prolog
Hari
yang begitu cerah di SD Nusa Bangsa. Saat itu adalah jam istirahat tepat pukul
09.00 WIB. Semua siswa asik bermain dan bercengkrama bersama.
Adegan
1
(beberapa anak masuk ke
panggung, ada yang bermain lompat tali, bermain gambar,dsb)
(dari jauh seorang ibu-ibu
separuh baya, dengan daster dan keranjang yang berisi dagangannya,mendekati
kerumunan anak-anak yang sedang bermain, menjajakan dagangannya)
Ibu penjual :
“gorengan-gorengan. Gorengan nya dek, ada bakwan juga. Enak lho. Ayo dipilih.
Bakwan-bakwan.”
(anak-anak mendekati ibu penjual tersebut
dan memilih-milih gorengan yang hendak dipilihnya)
Anak 1 :”bu.
Saya beli bakwan nya dua ya. Berapa?”
Ibu penjual :”ini
nduk, 1000 saja. Makasih ya.”
Anak 2 :”saya
juga mau bakwa bu. Beli 2000 ya.”
(tiba-tiba anak 3 datang dan ikut dalam
kerumunan)
Lina :”lhoh
bu Astuti jualan di sini to.”
Ibu penjual :”eh
mbak Lina, iya baru tadi lewat sini, ibu terus mampir berjualan disini.”
Anak 1 :”Lina
kamu kenal to sama ibu penjual ini?”
Lina :”ya
kenal to, ibu ini namanya ibu Astuti, dia tetangga ku, bu Astuti ini kan ibunya
teman kita, Rani.”
Anak 2 :”owalah,
jadi ibunya Rani jualan bakwan .” (dengan nada mengejek)
Ibu penjual :
(tersenyum)
(sesaat kemudian bel tanda
masuk kelas berbunyi, anak-anak keluar panggung dan Ibu Astuti mengemasi
dagangannya dan keluar panggung)
Jam
istirahat SD Nusa Bangsa telah berakhir dan sekarang anak-anak masuk ke kelas
masing-masing dan mengikuti pelajaran.
Pelajaran
usai setelah bel panjang tanda pulang berbunyi, siswa-siswi SD Nusa Bangsa berhamburan
keluar kelas mereka.
(anak-anak masuk panggung
hanya sekedar melewati panggung bercengkrama seperti saat pulang sekolah)
Adegan
2 (di lapangan/halaman sekolah)
Pagi
yang cerah di SD Nusa Bangsa. Hari ini anak-anak kelas 5 olah raga bersama,
anak laki-laki bermain sepak bola dan beberapa anak perempuan bermain lompat
tali. Ada juga yang melakukan pemanasan.
Bimo :“Anak bakwan, sini balikin
bolanya. Hahahaha” (teriakan sangat keras terdengar nyaring dari seorang siswa
laki-laki teman sekelas Rani yang saat itu sedang bermain sepak bola).
Rani : (dengan muka bingung dan
sedikit marah hanya berpaling dari Bimo dan teman-temannya, lalu duduk
dipinggir lapangan halaman sekolah tempat mereka olah raga)
Bimo :”dasar anak bakwan, gak punya kuping
apa.?” (ngomel sendiri sambil mengambil bolanya).
(saat
Rani sedang duduk di bangku panjang dan asik sambil minum es, tiba-tiba Sasa
datang dengan kedua teman nya)
Sasa :“Hey
bakwan geser dong, kita juga mau duduk nie.”
Rani :” (diam dan
bergeser duduknya, memberi sela-sela duduk buat Sasa dan kedua temannya).
Sasa :”geseran
lagi dong, masih gak muat nie.”
Rani :”hanya
diam tidak menghiraukan Sasa.”
Sasa :
“heeeeyyyy anak bakwan, denger gak sih kamu, geser duduknya.”
Rani :”Sa,
ini udah gak muat, apa kamu gak lihat. Bangku ini cuma muat buat tiga
orang
aja.”
Sasa :”yaudah dong kamu pergi sana,
ini kan cuma muat buat aku sama temen-temen ku.”
Rani :”tapi
kan aku yang duduk duluan.” (sangat kesal dengan Sasa)
Sasa :”Apa
sih anak bakwan, kamu kan bisa duduk di tempat lain.”
Rani : (berdiri dengan
marah lalu menumpahkan es yang dia bawa ke baju Sasa)
Sasa : (marah dan menangis, dia tidak
mengira kalau Rani berani nekat melakukan hal itu padanya) “Kok kamu numpahin es
nya di baju ku sih. Dasar anak bakwan, miskin, suka cari masalah, kampungan.”
Rani : (denagn tegas dan marah) “Nama
ku Rani bukan anak bakwan. Sekali lagi kamu panggil aku anak bakwan aku akan
siram kamu dengan air satu ember.” (Rani sangat marah dan dia langsung pergi).
(anak-anak yang berada dilapangan pun
tercengang melihat pertengkaran Rani dan Sasa. Dan beberapa anak melaporkan
kejadian tersebut kepada Bu. Guru).
(dan setelah kejadian itu, anak-anak keluar
panggung)
Adegan 3 (di halaman sekolah)
(dari samping panggung Rani keluar dengan
muka sedih. Sesekali dia mengusap air matanya)
(dari arah panggung lainnya, ibu Anisa guru
kelas 5 SD Nusa Bangsa memanggil Rani, bersama Sasa di sampingnya)
Bu Anisa :”Rani
!!!.”
Rani :
(segera mengusap air matanya) “ada apa bu.”
Bu
Anisa :”kamu kenapa menumpahkan
minuman ke baju nya Sasa?, kamu tahu kan kalau perbuatan mu itu tidak baik.
Sekarang sebagai hukumannya, kamu harus membersihkan toilet siswa sampai
bersih.”
Rani : (Rani yang saat
itu marah dan kecewa hanya memilih untuk diam tanpa menjelaskan apa yang
sebenarnya terjadi pada dirinya. Dia hanya mengagukkan kepala dan berlalu
keluar panggung)
Rani
yang begitu malang hanya bisa pasrah dengan keadaan dirinya. Dia takut jika dia
marah hanya akan mempersulit dirinya. Yang dia fikirkan sekarang adalah
bagaimana dia bisa menghindar dari bullyan teman-temannya. Saat setelah
membersihkan toilet, Rani kembali ke kelas dengan baju yang kotor dan sedikit
basah. Dari jauh ruangan kelas Rani nampak sepi. hampir tak ada suara gaduh
dari ruang kelas itu.
(dari sudut panggung Rani mengendap-ngendap
sambil melihat sekelilingnya, dia khawatir ada teman yang melihat dirinya
dengan keadaan seperti itu. Rani berharap tidak akan ada lagi yang mencari
masalah dengannya. Namun belum sampai masuk ruang kelas teman-teman Rani
menyoraki Rani yang tengah berdiri di pintu kelas (sudut panggung).
All : “hhhuuuuuuuuuuuu,
dasar anak bakwan, hahahahahaha.” “Rani anak bakwan....Rani anak bakwan”.
Bimo :“Anak
bakwan habis dapat hukuman ya. Hahahahahahaha.”
Sasa :“Anak
bakwan bau, habis bersihin toilet.”
Anak 1 :“Rani anak bakwan.”
Rani : (Dengan muka
merah marah, Rani nampak sangat kesal denagn teman-temannya. Dia berteriak) “Nama
ku RANI bukan anak bakwan”. (Lalu Ran lari keluar sekolah sambil menangis. Dia
sangat sedih dan kecewa).
(anak-anak keluar panggung)
Adegan
4 (di rumah Rani)
(Rani masuk ke rumah/panggung dengan lari
dan nafas terenggah2, lalu duduk terdiam di kursi di sebelah ibu nya)
Ibu Astuti :“Rani,
sudah pulang?” (tanya Bu Astuti menyambut kedatangan Rani dari
sekolah).
(Rani hanya terdiam dan tidak menjawab
pertanyaan ibunya)
Ibu Astuti :“Rani,
kamu kenapa nak, ibu lihat kamu tidak seperti biasanya? Apa kamu
sakit?
Ayo nak kita makan siang dulu. Ibu sudah menyiapkan makan siang untuk kamu”.
(lagi-lagi Rani hanya diam dan tidak
menghiraukan ucapan ibunya. Dan tiba-tiba saat itu juga Rani menangis)
Ibu Astuti :“Rani,
kamu kenapa nangis nak? Ada apa?”
(Lagi-lagi tak ada jawaban dari Rani. Malah
yang terjadi adalah Rani marah kepada ibu nya dan melepas pelukan ibunya)
Rani :“Rani
marah sama ibu, sejak Bapak meninggal Rani jadi anak yatim, Rani
diejek
teman-teman Rani. Rani malu Bu. Mereka tidak pernah manggil nama Rani mereka
selalu memanggil ku anak bakwan. Itu karena Ibu jualan gorengan bakwan. Ini
semua salah Ibu. pokoknya Rani nggak mau sekolah. Rani kesal, Rani benci sama
teman-teman.
Ibu
Astuti : (tersenyum mencoba tenang) “Rani
memang bukan anak bakwan nak, maafin ibu ya, gara-gara ibu kamu harus malu.”
Rani :
(masih menangis tersedu di pelukan ibunya)
Ibu Astuti :”baiklah
nak, besok ibu akan pergi kesekolahmu dan membicarakan hal ini
sama
ibu Guru. Rani jangan sedih lagi ya, jangan khawatir, besok ibu akan
menemui
guru mu. Sudah ya nak jangan menangis.”
Adegan
5 (di sekolah)
Keesokan
harinya Rani pergi ke sekolah bersama ibu nya. Matanya masih sembab akibat
terlalu banyak menangis. Dia nampak masih sangat kecewa, marah dan ketakutan.
Ibu Astuti dan Rani menemui Ibu Anisa selaku wali kelas 5 dan membicarakan
masalah yang terjadi pada Rani.
(anak-anak telah berada di atas panggung
dengan posisi seperti di kelas. Ibu Anisa, ibu Astuti dan Rani masuk panggung
sambil berbincang-bincang)
Ibu
Anisa :“Oo, jadi begitu ya bu
ceritanya, sebelumnya saya minta maaf karena saya
sendiri
sempat menghukum Rani karena waktu itu ada anak yang
mengadukan
Rani telah mengotori baju temannya dengan es. Saya juga tidak tahu apa masalah
yang sebenarnya terjadi kepada Rani dan juga teman-teman nya. Saya mohon maaf
ya bu dan tentunya Rani juga. Dan untuk tindakan selanjutnya saya akan
berbicara dengan murid-murid saya mengenai hal ini. Jadi mari silahkan masuk.”
(Bu Anisa mengajak Rani dan Bu Astuti untuk
ke kelas 5. Disana Bu Anisa menjelaskan dan menasehati murid-murid nya untuk
meminta maaf dengan Rani)
Ibu
Anisa :”Anak-anak, disini telah ada
Rani dan juga Ibu Astuti, ibu Astuti ini
adalah
ibunya Rani yang biasanya berjualan gorengan bakwan di sekitar
sekolah
kita. Hari ini Ibu Astuti menemui ibu dan menjelaskan permasalahan Rani. Dan ibu
telah mendengar kejadian sebenarnya dari Rani dan ibunya. Kalian tahu, nama
adalah sebuah identitas dan doa yang diberikan orang tua kita sebagai bentuk
rasa sayang dan pengharapan atas nama yang diberikan. Jadi sejelek apapun nama
yang telah orang tua berikan kepada kita, kita tidak boleh menyesalinya maupun
menggantinya. Seperti teman kita ini, namanya bagus Rani. Tapi mengapa kalian
malah memanggilnya dengan sebutan anak bakwan?”
Bimo :“Dia
kan ibu nya jualan bakwan bu.”
Ibu
Anisa :“Meskipun ibu nya Rani jualan
bakwan tapi dia kan punya nama, RANI, jadi
kalian
tidak boleh memanggil nama orang seenaknya saja. Nah sekarang misalnya kamu
Bimo, ayah kamu kan punya toko kelontong. Apa kamu mau dipanggil anak
kelontong?”
Bimo :“Emmmmtt.,enggak mau bu.”
Ibu
Anisa :“Makanya anak-anak kita
jangan pernah mengejek dan mengganti nama
orang.
Apalagi Rani ini teman kita yang pintar dan baik. Dia tidak akan membuat
masalah dengan kalian kalau kalian juga tidak membuat masalah dengannya. Kalian
mengerti anak-anak?”
All :“Iya bu mengerti.”
Ibu
Anisa :“Yasudah sekarang kalian
semua minta maaf dengan Rani. Dan kalian harus
tetap
memanggil dengan namanya ya.”
All :“Iya Bu.”
(Anak-anak
pun berjajar bersalaman minta maaf dengan Rani. Mereka menyesal telah mengganti
dan mengejek nama Rani. Mereka juga berjanji akan menjadi teman yang baik untuk
Rani, meskipun Rani adalah anak yatim dan miskin)
Rani :”ibu Rani minta maaf ya, Rani
sudah marah sama ibu. Terimakasih bu, sekarang Rani sadar, Rani bangga
mempunyai ibu yang hebat, Rani tidak akan malu lagi ibu berjualan bakwan. Rani
sayang sama ibu.”
(semua
anak bertepuk tangan menyambut kehangatan kasih ibu dan anak antara Rani dan
ibunya)
Rani bangga dengan ibunya yang senantiasa
sabar dan bekerja keras untuk nya. Sekarang Rani tidak malu dan tidak khawatir
lagi dengan ibunya yang jualan bakwan. Karena sekarang teman-teman memanggil
anak bakwan dengan nama aslinyanya yaitu RANI.
***
TAMAT ***
Tokoh :
1. Rani (murid kelas 5, berasal dari keluarga sederhana, baik hati, kurang
pemberani, suka mengalah)
2. Sasa (murid kelas 5, berasal dari keluarga kaya, sombong, suka
mengejek)
3. Ibu Aminah (ibu nya Rani, sabar, penuh kasih sayang, pekerja keras)
4. Ibu Anisa (guru kelas 5, baik hati, subyektif)
5. Bimo (murid kelas 5, suka mengejek teman, provokator)
6. Lina (murid kelas 5, tetangganya Rani, baik hati)
7. Anak 1 (murid kelas 5)
8. Anak 2 (murid kelas 5)
0 komentar:
Posting Komentar