Kamis, 02 Juli 2015

Teori Percakapan



 TEORI KOMUNIKASI
PERCAKAPAN
Menurut Harre Rom dan Secord Paul percakapan didefinisikan sebagai An interaction sequence with a defined beginning and end, turn taking, and some sort of purpose or a set of goals (suatu urutan interaksi dengan awal dan akhir yang jelas, saling bergantian dan memiliki semacam arah atau seperangkat tujuan). Sedangkan menurut Littlejohn dan Foss, percakapan dikontrol oleh sejumlah aturan, memiliki struktur dan menunjukkan adanya kesatuan (coherence) serata memiliki makna.

1.      Mengelola ketidakpastian dan kecemasan
Teori dalam tradisi sosiopsikologi menjelaskan bahwa interaksi dengan orang lain seperti percakapan, dipengaruhi oleh sejumlah faktor atau variabel. Terdapat dua tema yang menjadi faktor percakapan, yaitu :
·         Tema yang memberikan perhatian.
·         Tema yang membahas mengenai organisasi dan koordinasi tindakan dalam memadukan tindakan itu ketika berinteraksi.
Topik pertama yang dibahas dalam tradisi sosiopsikologi adalah bagaimana mengelola ketidakpastian (managing uncertainty). Teori mengelola ketidakpastian tersebut di bagi menjadi dua yaitu:
a.      Teori mengurangi ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory)
Menurut Berger, ketika kita berkomunikasi, kita akan membuat rencana untuk mencapai tujuan kita. Pencapaian tujuan itu bisa berdasarkan informasi atau data yang telah kita miliki.
Semakin besar ketidakpastian maka kita semakin berhati-hati dan mengandalkan data yang kita miliki. Tetapi jika ketidakpastian itu semakin besar maka kita akan semakin cermat dalam merencanakan apa yang akan dilakukan.
·         Ketidakpastian perkiraan (predictive uncertainty), yaitu agar anda memiliki ide lebih baik mengenai apa yang anda harapkan dari perilaku seseorang.
·         Ketidakpastian penjelasan (explanatory uncertainty), yaitu agar anda dapat memahami lebih baik kemungkinan perilaku seseorang.
Menurut Berger ada tiga strategi dalam mencari informasi mengenai orang lain :
·         Strategi aktif
·         Strategi pasif
Di bagi atas dua pencarian yaitu reactivity searching dan disinhibition searching
·         Strategi interaktif
b.      Teori mengelola ketidakpastian-kecemasan (Anxiety Uncertainty Managemant)
William Gudykusnt mengembangkan pemikiran Beger, ia menemukan bahwa setiap orang yang menjadi anggota suatu kebudayaan tertentu akan berupaya mengurangi ketidakpastian tahap awal hubungan mereka dengan cara yang berbeda-beda tergantung latar belakang budayanya. Ada dua perbedaan budaya :
Pertama budaya tingkat tinggi (high-context culture) melihat pada situasi keseluruhan untuk menginteraksikan peristiwa.
Kedua budaya tingkat rendah (low-context culture) melihat pada isi pesan verbal yang terungkap dengan jelas (explicit).

2.      Akomodasi dan adaptasi
a.      Teori akomodasi (accomodation theory)
Teori akomodasi disusun oleh Howard Giles. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa kita menyesuaikan perilaku komunikasi kita dengan perilaku komunikasi orang lain. Giles menyebut perilaku meniru ini dengan sebutan “konvergensi” atau menjadi satu (coming together), sedangkan lawannya adalah “divergensi” atau menjauhi/terpisah (moving apart).
b.      Teori adaptasi interaksi
Menurut Jude Burgoon, akomidasi pada dasarnya merupakan bagian dari proses adaptasi. Burgoon menemukan bahwa komunikator memiliki semacam “sinkroni interaksi” (interactional synchrony) yaitu suatu pola saling bergantian yang terkoordinasi. Pola tersebut ada dua macam yaitu “pola resiprokal” (reciprocal pettern) dan “pola kompensasi” (compensation pattern).
Posisi interaksi (interaction position) yaitu tempat atau titik awal di mana akan memulai komunikasi. Tiga factor yang menentukan kombinasi yaitu :
·         Requirement (kebutuhan)
·         Expectation (harapan)
·         Desires (keinginan)
c.       Teori pelanggaran harapan (expectation violations theory)
Teori ini menjelaskan bahwa setiap orang memiliki harapan mengenai perilaku seseorang berdasarkan :
1.      Norma-norma social
2.      Pengalaman sebelumnya bersama orang tersebut
3.      Situasi di mana perilaku itu terjadi
Kemudian harapan terhadap perilaku seseorang tersebut mencakup perilaku nonverbalnya seperti kontak mata (eye contact) atau jarak antara kita dan orang itu dan sudut tubuh (body angle)
d.      Teori kebohongan interpersonal
Kebohongan adalah manipulasi disengaja terhadap informasi, perilaku dan image dengan maksud mengarahkan orang lain pada kesimpilan atau kepercayaan yang salah. 

0 komentar:

Posting Komentar